Search Engine

Tuesday, March 31, 2009

Menjadi Worship Leader Yang Baik

1. Bahwa tujuan penyembahan dan pujian adalah hanya bagi kemuliaanNya saja. Jangan terjebak oleh suasana atau pun jumlah jemaat yang datang. Dimana 2/3 orang berkumpul bila hadiratNya ada bersama kita maka dijamin kebaktian akan 'hidup' tidak harus KKR.

2. Motivasi harus steril dalam pelayanan termasuk sebagai song leader. Apa sudah menjadi talentanya atau karbitan dan bukan sekedar 'jual tampang' karena si pacar atau calon mertua datang di kebaktian.



3. Tidak menonjolkan diri (ego) paling menguasai lagu2, tetapi lihat juga 'sikon' dalam arti lagu2 harus bisa dinyanyikan semua lapisan mulai dari remaja sampai opa-oma. Perlu diingat bahwa lagu2 Pantekosta lama kebanyakan hanya dihafal oleh oma-opa kita, sedangkan para pemuda inginnya lagu baru. Jadi di sini perlu keseimbangan atau pembagian dalam menentukan lagu2 pujian, mungkin 50% lama + 50% baru.

4. Perlunya koordinasi dengan pemusik dalam memilih nada yang pas begitu juga dalam mengiringi sebaiknya pemusik memulai dengan intro dari reff. agar mudah masuknya.

5. Perlunya disiplin waktu dalam latihan dan persiapan sesuai jadwal yang diberikan. Ini sering menjadi kendala, kadang disepelekan tetapi sangat besar pengaruhnya. Misalnya: Sudah doa-puasa minta Tuhan kasih lagu2, eh... gara2 isteri/suami telat bangun, jadi berantakan persiapannya, lebih parah kalo pakai cekcok dulu.

6. Janganlah tawar hati kalau ternyata suasana kebaktian tidak 'hidup', loyo, tidak ngangkat lagu2nya. Ini bisa juga bisikan si iblis agar kita mundur dalam pelayanan. Di dalam setiap kebaktian kita percaya bahwa Yesus dan Kuasa Roh KudusNya selalu hadir. Jadi jangan 'menjudgement' bahwa kita gagal menghidupkan suasana. Apa yang kita ukur/nilai belum tentu / bukan penilaian Allah.

7. Sebaiknya kita juga menyadari bahwa suasana kebaktian tidak melulu ditentukan oleh pelayan2 (song leader, pemusik, pembicara)tetapi juga motivasi jemaat itu sendiri dalam berbakti ke gereja. Bagaimana mereka dapat memuji Tuhan dengan semangat kalau masih memikirkan beban berat baik ekonomi, keluarga, pekerjaan, akar kepahitan dll. Tapi pernah juga saya melihat sepasang suami isteri sangat bersemangat dalam memuji Tuhan, rupanya mereka hanya ingin memamerkan perhiasannya, si isteri geleng2 kepala karena antingnya kinclong2, sedangkan si suami tepuk tangan lebar2 karena cincinnya juga kinclong-kinclong.

8. Inilah sebagai tugas utama kita yaitu menyadarkan bahwa kita harus selalu memuji Tuhan di setiap waktu baik saat susah atau senang.

(source: Abed Hart | Terand Dunia)